Jumat, 04 Maret 2016

PERAWATAN TALI PUSAT.PPT

JOB SHEET TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT




JOB SHEET

PROGRAM STUDI           : Kebidanan
MATA KULIAH                 : Askeb Neonatus
JOB/KEGIATAN                : Perawatan Tali Pusat
WAKTU                               : 30 Menit
DOSEN                                : Ana Mariani Br Sebayang

 PETUNJUK
1.      Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia
2.      Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai
3.      Perhatikan dan ikutilah petunjuk instruktur
4.      Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti

KESELAMATAN KERJA
1.      Letakkan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
2.      Pastikan langkah-langkah dilakukan secara benar dan sistimatis
3.      Tetap menjaga kesterilan alat dan bahan yang digunakan
4.      Melakukan pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta menggunakan sarung tangan
5.      Bersihkan tali pusat dengan hati-hati

PEKERJAAN KLINIK
       A.    Persiapan Perawatan Tali Pusat
a.      SIKAP
Memberikan salam dan memperkenalkan diri

b.      PERSIAPAN
1.      Persiapan Keluarga
Menginformasikan kepada ibu/ keluarga tentang maksud dan tujuan perawatan tali pusat  disertai informed consent

2.      Persiapan Lingkungan
Ruangan yang bersih, aman, hangat, tertutup dan nyaman bagi pasien

3.      Persiapan Alat
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
1.      Tempat Tidur
2.      Handuk cuci tangan
3.      1 buah kom kecil
4.      1 pasang sarung tangan steril
5.      Kapas alkohol steril
6.      Hipavic
7.      Bengkok
8.      2 buah tempat sampah
1 tempat sampah medis
1 tempat sampah non medis
9.      Baskom untuk alat bekas pakai

4.      Persiapan Diri
1.      Petugas
2.      Penutup Kepala
3.      Kaca mata
4.      Masker
5.      Celemek
6.      Sepatu

PROSEDUR KERJA
No
LANGKAH KERJA
GAMBAR
1
Beri salam dan perkenalan diri
Key point :
Senyum, sapa dan sopan

2
Beri informasi kepada ibu , jelaskan maksud dan tujuan dari perawatan tali pusat
Key point :
-          Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
-          Lakukan informed consent



3
Siapkan alat dan bahan yang digunakan
Keypoint :
-          Susun bahan dan alat secara ergonomis dan periksa kelengkapannya
-          Membuka pembungkus kapas alkohol dan memasukkannya ke dalam kom kecil
-          Memasang lampu untuk menghangatkan bayi
-          Memakai celemek dan masker sebagai APD

4
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk
Key point :
Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan kemudian cuci tangan sesuai dengan standar pencegahan infeksi (enam langkah)
5
Memakai handscoon steril
Key point ;
Hal ini untuk mencegah infeksi
6
Perhatikan dan periksa keadaan sisa tali pusat untuk memastikan tidak tedapat infeksi pada tali pusat

7
Ambil kapas alkohol dan bersihkan sisa tali pusat dari pangkal ke ujung tali pusat secara perlahan dan hati-hati

8
Biarkan tali pusat tetap terbuka untuk mempercepat proses pelepasan sisa tali pusat

9
Kenakan pakaian pada bayi lalu rapikan
Key point :
Usahakan bayi merasa nyaman dan rapi

10
Rapikan alat yang telah digunakan dan membuang sampah
Key point :
Pastikan sampah di buang pada tempatnya

11
Cuci tangan sesudah melakukan tindakan dan keringkan dengan handuk


PENERAPAN
Mahasisws msmpu mempraktikan perawatan tali pusat dibawah bimbingan dosen

 EVALUASI
1.      Mahasiswa memperagakan keterampilan perawatan tali pusat dengan kriteria :
a.       Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan serta kenyamanan ibu dan bayi pada setiap prosedur tindakan.
b.      Penempatan alat yang digunakan mudah dijangkau dan telah diketahui  fungsinya masing-masing.
2.      Dosen menilai langkah-langkah perawatan tali pusat yang dilakukan dengan menggunakan check list

Jumat, 29 Januari 2016

RPS ,RPP &MATERI AJAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS





PROGRAM STUDI D-4 BIDAN PENDIDIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PERMATA MEDIKA
Jl. Kutai Raya No.I Perumnas III Bencongan Kec. Kelapa Dua – Tangerang
Telp. (021) 55655372 Fax. (021) 55655378


 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
I.  IDENTITAS MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah
:
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kode Mata Kuliah
:
BD. 281
Penempatan
:
Semester 4
Beban / jumlah SKS
:
4 SKS (2 T, 2 P)
Tim dosen pengampu
:
1.     Ana Mariani BR Sebayang




II.    DESKRISPI MATA KULIAH
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa Untuk Melaksanakan Praktik Kebidanan Secara Komprehensif dengan Memperhatikan Budaya Setempat yang dikemas dalam Tatanan di Komunitas dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan didasari Oleh Konsep Keterampilan dan Sikap Professional Bidan Dalam Asuhan di Komunitas

III. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah perkuliahan selesai, Mahasiswa mampu  melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan Meningkatkan  Pelayanan Kesehatan Ibu  dan Anak Balita di dalam Keluarga  Sehingga Terwujud Keluarga Sehat  yang optimal melalui Pencegahan Penyakit, Peningkatan Kesehatan , Menjamin Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan dan Melibatkan Masyarakat  sebagai Mitra dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Komunitas.

IV. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu
1.  Menjelaskan Konsep Pelayanan Kebidanan Komunitas dan Keluarga Sebagai pusat Pelayanan
2.      Menjelaskan Tugas dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas
3.      Mengidentifikasi Masalah Kebidanan di Komunitas
4.      Mengelola Program Pemerintah yang Berkaitan dengan KIA/KB di Wilayah Kerja
5.      Mengaplikasika Asuhan Kebidanan Komunitas.

V.    BAHAN KAJIAN
1.      Konsep  Pelayanan Kebidanan Komunitas dan Keluarga
2.      Tugas dan Tanggung Jawab di Komunitas
3.      Masalah Kebidanan di Komunitas
4.      Mengelola Program Pemerintah yang Berkaitan dengan KIA/KB di wilayah Kerja
5.      Asuhan Kebidanan Komunitas

VI. METODE PEMBELAJARAN
1.      Small Group Discussion          : Menghimpun Kelompok Sesuai Tugas dan Topik
2.      Case Study                              : Mempelajari dan Membahas Kasus Secara Sistematis dan Menghasilkan Rumusan Pemecahan
3.      Role Playing                            : Skenario Praktek

VII. URAIAN BEBAN STUDI
1.      Rincian untuk T: 2 SKS:
a.       kegiatan belajar dengan tatap muka 60 menit/mgg/semester
b.      kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 60 menit /mgg/semester :
c.       kegiatan belajar mandiri 10  menit /mgg/semester:

2.      Perhitungan untuk P: 2 SKS:
a.       kegiatan belajar tatap muka 100 menit / mgg/ semester:

b.       kegiatan belajar mandiri 60 menit / mgg/ semester

3.      Total jam MK  86 = Teori          : 28 jam
Prakek       : 58 Jam


VIII.  EVALUASI
1.Penugasan                        10%
2.UTS Teori                        20 %
3.UAS Teori                       40%
4.Uji praktik OSCE            30%


IX.   DAFTAR PUSTAKA
a.      BUKU UTAMA
1.      Bennet V. Ruth,Linda K Brown, Myles Textbook for Midwifery
2.      Sweet R. Betty, Mayes Midwifery a Textbook for Midwifery, Jones and Bartelt  Publishers, London,1997
3.      Marry Cronk, Caroline F,1994,Community Midwifery, London

b.      BUKU ANJURAN
1.      Varney H, Varney’s Midwifery, Jones and Bartlet Publishers, London, 1997
2.       Pengurus pusat IBI, 1999, Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta
3.      Depkes RI, 1999, Bidan di Masyarakat, Jakarta
4.      Sunarwati Sularso, Deteksi dan Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta
5.      Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B Saunders ompany : Philadelpia
6.       Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta
7.      Modul MPS
8.       Modul MTBS
 
X.      RINCIAN JADWAL PEMBELAJARAN
NO
HARI/ TGL & WAKTU
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(TIK)
MATERI POKOK (POKOK BAHASAN)
SUB POKOK BAHASAN
METODE PEMBELAJARAN
KEGIATAN MAHASISWA
KEGIATAN DOSEN
MEDIA/SUMBER BELAJAR
RUMUSAN ASESMEN
METODE ASESMEN
PENGAJAR
1
Sabtu, 6 Feb 2016
Mampu Memahami Konsep Pelayanan Keidanan   Komunitas dan Keluarga Sebagai Pusat Pelayanan
Konsep Pelayanan di Komunitas dan Keluarga
1.1Pengertian/ Definisi
1.2 Riwayat Kebidan Komunitas di Indonesia
1.3. Sasaran dan Tujuan



SGD

Tanya Jawab
Ceramah
LCD
Laptop
White Board


Ana Mariani

2.

Sabtu, 13 Feb 2016

Mampu Menjelaskan Tugas dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas

Tugas dan Tanggung jawab Bidan di Komunitas

2.1 Tugas Utama Bidan di Komunitas
2.2 Tugas tambahan Bidan di Komunitas
2.3 Bidan Praktik Swasta

SGD

Tanya Jawab

Ceramah

LCD
Laptop
White Boaard



Ana Mariani














UTS



3

Sabtu, 27 Feb 2016

Mengidentifikasi Masalah Kebidanan di Komunitas

Masalah Kebidanan di Komunitas

3.1 Kematian ibu dan bayi
3.2 Kehamilan remaja
3.3 Unsafe abortion
3.4 BBLR
3.5 Tingkat kesuburan
3.6 Pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan
3.7 PMS
3.8 Perilaku dan social budaya yang
berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas


SGD

Tanya Jawab

Ceramah

LCD
Laptop
White Boaard



Ana Mariani

.
Sabtu, 5 Maret 2016
Mengelola Program Pemerintah yang Berkaitan dengan KIA/KB di Wilayah Kerja
Program Pemerintah yang berkaitan dengan PWS KIA di Wilayah Kerja
4.1Pengumpulan data dan PWS
  a. Data sasaran
  b. Data dasar
  c. Data lainnya
4.2 Perencanaan kegiatan
4.3. Pelaksanaan kegiatan
4.4 Pemantauan hasil kegiatan



SGD

Tanya Jawab

Ceramah

LCD
Laptop
White Boaard



Ana Mariani

5.

Sabtu, 13 Feb 2016

Mengaplikasikan Asuhan Kebidanan di Komunitas

Asuhan Kebidanan Komunitas

5.1 Asuhan Antenatal
5.2 Asuhan Intranatal
5.3 Asuhan BBLR

SGD

Tanya Jawab

Ceramah

LCD
Laptop
White Boaard



Ana Mariani

UAS

                                                                                                                                                            Tangerang, 23 Januari 2016
                                                                                                                                                       Dosen Pengampu
                                                                                                                                                (Ana Mariani )






MATERI
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
    
   1. Konsep Pelayanan di Komunitas dan Keluarga
       a.    Pengertian/ Definisi
    Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan  kepada masyarakat   dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
b     b.    Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia
   Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidan sebagai ujung tombak pemberi     pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu disebut bidan komunitas (community midwife) (Syahlan, 1996 : 12). Di Indonesia istilah “bidan komunitas”  tidak lazim digunakan sebagai panggilan bagi bidan yang bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di Indonesia seorang bidan yang bekerja di masyarakat termasuk bidan desa dikenal sebagai bidan komunitas
     c.    Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas
      Sasaran Utama
Menurut ( Syahlan, 1996 : 16 ) Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak. Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk, 2009 : 9).

.     d.  Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
       Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu : 
        a.       Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
       b.      Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
     1)  Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
     2)  Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval dalam keluarga.
     3) Pertolongan persalinan di rumah.
     4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di keluarga.
     5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
     6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
     7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
      c.       Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.Contoh : praktek mandiri/ BPS
      d.      Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.
       e.       Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
       f.       Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
       g.      Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
       h.      Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
 Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS,  Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing – masing,    selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya
Masalah Kebidanan di Komunitas
1.Kematian Ibu dan Bayi
 AKI dan AKB Merupakan Indikator Penting Untuk Menilai tingkat Kesejahtraan Suatu Negara dan Kesehatan Masyarakat.
2. Kehamilan Remaja
 Kehamilan bisa Menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap Malapetaka apabila Kehamilan itu sendiri tidak/belum diinginkan.
3. Unsafe Abortion
 Sudah menjadi rahasia umum, tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan fisik  seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka wanita tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-obatan yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat tradisional seperti nanas muda.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.

4.BBLR
      BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan desa berat lahir diterima dalam 24 jam pertama setelah lahir.
    
5.Tingkat kesuburan
Dapat menjadi suatu masalah dikomunitas, berikut adalah penjelasan mengenai apa itu tingkat kesuburan lebih lanjut. 

6. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Non Medis
Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah dukun bayi.

7  Infeksi menular seksual
Adalah penyakit yang menular penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secdara genito-genetial saja, tetapi dapat juga secara oro genital, atau ano-genital, sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit ini tidak terbatas pada daerah kelamin (genital) saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstragenital. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa semuanya melalui hubungan kelamin, karena ada beberapa yang dapat juga ditularkan melalui langsung dengan alat-alat, handuk, thermometer, dan ada juga yang dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya yang ada di dalam kandungan.

 Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.